Ramai Judi Online Sejarah Judi, Nalo, hingga Lotere Buntut

Sejarah Judi Lotere Buntut Belakangan, judi online tengah ramai di sorot. Perjudian dalam perjalanan manusia bermula dari undian. Undian merupakan suatu kebiasaan yang sudah berlaku jauh sebelum Islam datang. Undian yang berlaku pada masa jahiliyyah adalah untuk menentukan nasib baik-buruk seseorang dan di lakukan di depan berhala-berhala mereka.

Namun untuk kondisi saat ini, undian sering dilakukan dalam dunia perdagangan dengan tujuan agar para konsumen tertarik terhadap barang yang di tawarkannya. Lotere ataupun lotery peruntungan keduanya sangat di tentukan oleh nasib.

Bagi kebanyakan orang, perjudian merupakan hal tabu yang dapat di kategorikan sebagai tindak kriminalitas. Akan tetapi negara pernah menyelenggarakan judi dalam bentuk lotere di masa lalu.

Sepanjang dekade 1960-an, saat Indonesia sedang menghadapi krisis ekonomi dan kekacauan politik, lotere hadir dan menjadi sumber pemasukan tambahan bagi pemerintah.

Banyak skripsi membahas tentang keikutsertaan negara dalam penyelenggaraan lotere pada masa pemerintahan Presiden Sukarno sampai awal Orde Baru.

Berdasarkan penelitian yang di lakukan, di temukan bahwasanya pemerintah pada masa itu menyelenggarakan dan melegalkan beberapa jenis lotre, di antaranya Toto Nasional dan Undian JDB di akhir masa pemerintahan Sukarno.

Di awal masa Orde Baru, pemerintah juga turut melegalkan lotere dalam lingkup lokal seperti Lotto dan lotere lingkup nasional untuk dana bencana alam bernama Nalo.

Penyelenggaraan lotere oleh pemerintah berhasil menarik antusiasme masyarakat. Akan tetapi hal ini malah memunculkan permasalahan baru dalam masyarakat seperti merebaknya peredaran lotere buntut dan ramalan Nalo.

Sejarah Lotere di Indonesia

Melalui historia.id, tahun 1960-an di Indonesia berkembang jenis undian berhadiah legal yang di keluarkan oleh Yayasan Rehabilitasi Sosial. Yayasan ini di bentuk oleh pemerintah untuk urusan-urusan sosial. Karena keperluan dananya begitu besar, di pilihlah undian berhadiah sebagai salah satu cara untuk menutupinya.

Baca juga: Pengertian Judi Slot Server Thailand

Pengundian hadiah Yayasan Rehabilitasi Sosial di lakukan setiap satu bulan sekali. Nilainya pun cukup fantastis –untuk ukuran tahun 1960-an– mencapai 500.000 rupiah. Sementara nilai terendahnya berkisar antara 10.000-20.000 rupiah.

Tidak hanya undian hadiah milik pemerintah, masyarakat pun di hibur oleh jenis perjudian lain yang tidak berizin. Namanya ”Lotere Buntut”. Cara memainkannya hanya dengan menebak dua angka terakhir undian berhadiah yang di keluarkan Yayasan Rehabilitasi Sosial.

Lotere Buntut ini bertebaran hingga ke pelosok-pelosok desa. Sasarannya adalah petani, buruh, dan pedagang-pedagang kecil. Tanpa memerlukan peraturan yang sulit, para pecandu permainan ini dapat langsung memasangkan taruhannya. Besaran hadiah yang di dapat pun cukup menggiurkan, berkisar antara 60.000-80.000 rupiah.

Di ibu kota, Gubernur DKI Ali Sadikin membuat gempar. Ia melegalkan permainan judi yang di kenal sebagai Nalo (Nasional Lotere) berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 1957 tentang tanggung jawab pemerintah terhadap daerahnya sendiri.

Namun di balik pro kontra yang menyeret Ali Sadikin, permainan judi itu terbukti mampu membangun Jakarta menjadi lebih baik. Banyak infrastruktur yang di bangun dan pemerintah juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kala itu.

Minat masyarakat terhadap undian hadiah dan perjudian sangat tinggi. Hal itu tentu menguntungkan pemerintah dan para pihak terkait. Namun bagi Presiden Sukarno permainan semacam itu justru di nilai sebagai perusak moral bangsa.